Puisi-Puisi Ali Munir S. di harian Koran Madura edisi Jum’at, 12 Agustus 2016




Aku Anak Pulau

Akulah anak pulau
Yang lahir dari sinar matahari
Merajut perahu untuk berlayar
Mencari mutiara di lautan

Telah aku pasang satu layar cinta
Satu dayung nenek moyang yang lapuk
Dan bekal air mata waktu
Yang tak akan habis, pun selesai

Aku menyeberangi sekian hari
Dari sabit ke purnama
Kembali ke sabit, bangkit
Perjalanan usia semakin menggigit

Cahaya terpandang di permukaan
Meninggalkan segala jalan
Menyelam bersama buih di kedalaman

Aku kembali
Membawa mutiara yang abadi

Sumenep, 2016


Kelinci Muda dan Kucing Tua

Ada dua kelinci muda, berlawan jenis kelamin
Yang jantan sudah mati
Si betina tinggal sendiri
Sepi mengija sekian hari

Suatu ketika di sore hari
Dia bermain di ladangnya sendiri
Lalu datang seekor kucing
Membuatnya takut gonjang ganjing

Si kucing terus mendekat
Haus menatap mangsanya
Dia mencengkeram si kelinci betina dengan gigih
Berlari, memakan saudaranya sendiri

Sumenep, 2016


Surau Sejarah

Pagi itu aku duduk di surau sejarah
Tempatku pernah memapah diri dan meniti hari
Menatap matahari dan daun-daun yang masih
Di sana ayahku terakhir berpulang

Aku terpaku dengan ribuan ingatan
Ruangan itu kosong dan hampa
Lama tertinggal oleh sang tuan
Segala petuah abadi menghilang

Aku berkaca pada lantai
Tampak situs pertemuan
Segala peristiwa terlanjur using
Dan tak mungkin terawat lagi

Kecuali pada kenangan
Segala datang dan pulang
Pada pangkuan Tuhan
Dan inti air mata kasih sayang

Sumenep, Juni 2016


Ayah, Aku Pulang

Ayah, aku kembali berkunjung ke tempatmu
Tiada maksud apapun, hanya ingin merajut kenangan
Menolak kutukan lupa
Pada sekian petuahmu dalam perjalanan

Aku rindu misteri tangisanmu
Segala yang tak sempat kau ucapkan
Hanya segelintir amanah kehidupan
Yang menjadi teman dalam dingin paling gigilku

Bila kau tak mungkin terlahir kembali
Ijinkan aku memeluk cahayamu
Karena inti dari keabadian adalah kematian
Pada Tuhan tempat berpulang

Sumenep, Juni 2016


Kesepian Pohon Siwalan

Dia berdiri semakin lusuh
Usianya sudah tua dan tak karuan
Laksana kakek tua yang tak terawatt lagi
Anak cucu sudah pergi dari pangkuan

Tiada lagi orang yang berpelukan
Untuk sampai di damai pucuknya
Memeras dan mengambil airnya
Yang dahulu dijadikan penghidupan

Dia sepi dan sendiri
Tak tahu jalan berpulang
Hanya bersandar pada musim
Yang dengannya terhitung sekian ingatan

Sumenep, 2016


0 Response to "Puisi-Puisi Ali Munir S. di harian Koran Madura edisi Jum’at, 12 Agustus 2016"

Post a Comment