Puisi-Puisi Ali Munir S. di harian Media Indonesia edisi Minggu, 14 Agustus 2016





Kaidah Burung Merpati

Sayap burung merpati
Terbang di antara bait mimpi
Mendayu hembusan angin
Tersipu belaian luka

Dia
Adalah wajah para penyair
Bertapa di bawah langit
Menyabda mendung menjelma hujan

Dia
Adalah haluan para pendeta
Meratap ranting pepohonan yang
Kering dan kacau

Dia
Adalah penikmat setiap musim

Yogyakarta, 2013



Tangisan Bumi

Hari-hari tampak silau
Sinar matahari menjelma bumi
Pepohonan kering dan gersang
Keajaiban tak lagi ada

Barisan malaikat bernyanyi:
Dunia ini indah sekali
Dengan beribu-ribu kemewahan
Padahal hamba tertusuk duri

Keji
Janji-janji tak ditepati
Melahirkan kebencian
Menumpahkan penghianatan

Tanah-tanah pun menangis tanpa air mata
Berharap hujan menjadi mata airnya

Yogyakarta, 2015



Do'a Burung-Burung

Burung-burung bernyanyi
Merenung butiran mimpi
Di antara keringnya pucuk dedaunan
Berharap benih kan ditanam

Jangkrik-jangkrik tertidur pulas
Sebelum bayangan gelap datang
Sang penyelamat masih sembunyi
Di antara asa dan abdi

Burung-burung terus bernyanyi
Menunggu pergantian musim 

Yogyakara, 2015



Bukan Aku Tak Mampu Berpuisi

Bukannya aku tak mampu
Melukis puisi indah
Di kala air laut tak lagi tenang

Aku sedang kesal
Raib mentari tertutup awan
Hujan banjir basahi bumi

Semuanya adalah nikmat
Segalanya adalah laknat
Bagi mereka pemuja hujan

Yogyakarta, 2015




0 Response to "Puisi-Puisi Ali Munir S. di harian Media Indonesia edisi Minggu, 14 Agustus 2016"

Post a Comment